Skip to content

Jadilah Pemimpin Teladan, Jangan Sombong!

(Bandung – Notarnews) Keteladanan Nabi Muhammad bagaikan cahaya penerang semua sudut kehidupan, pemersatu umat, penyambung tali terang kehidupan supaya menemukan tempat yang sesuai untuk peradaban saat ini.

Pengurus Wilayah Jawa Barat Ikatan Notaris Indonesia (Pengwil Jabar INI) bekerjasama dengan Majelis Tafsir Silaturahim Jawa Barat menggelar kajian Islam menghadirkan Ustadz Abi Makki, Lc pada Minggu,15 Januari 2023.

Luly Ikodianty, SH selaku Ketua Panitia Kajian Islam didampingi  Herda Hernidelani, SH (Kabid Keagamaan Pengwil Jabar INI)
Luly Ikodianty, SH selaku Ketua Panitia Kajian Islam didampingi Herda Hernidelani, SH (Kabid Keagamaan Pengwil Jabar INI)

Dalam Kajian Islam dengan tema besar “Meneladani Rasul dan Para Sahabat Sebagai Cahaya Pemersatu Umat Yang Amanah dan Terhindar Dari Kezaliman” ini Ustadz Abi Makki mengingatkan rekan-rekan Notaris Jawa Barat untuk selalu meneladani Nabi Muhammad SAW, karena Rasul adalah contoh yang baik dan contoh yang paling benar bagi sekalian umat manusia.

Ketua Pengwil Jabar INI, Dr. H.Irfan Ardiansyah, SH, LLm, SpN saat memberikan donasi kepada yayasan binaan Majelis Taklim An Nur
Ketua Pengwil Jabar INI, Dr. H.Irfan Ardiansyah, SH, LLm, SpN saat memberikan donasi kepada yayasan binaan Majelis Taklim An Nur

Kiranya menjaga soliditas ataupun kedamaian organisasi akan didapatkan manakala ukhuwahnya sejalan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad juga mengedepankan perdamain sebagai bentuk yang vital dalam berbangsa saat ini.

Keteladanan Nabi kalau direlevansikan zaman now tentu sangat menarik, terlebih tentang konsep perdamain yang sesuai dengan hukum di indonesia itu juga berdasar pada ajaran nabi Muhammad, bagaimana perdamain menjadi satu tujuan yang sentral dalam misi dalam satu perkumpulan.

Ustadz Abi Makki saat berdialog dengan peserta kajian Islam Pengwil Jabar INI
Ustadz Abi Makki saat berdialog dengan peserta kajian Islam Pengwil Jabar INI

Keteladanan Nabi Muhammad sangatlah pas jika kita masukkan dalam satu aturan hukum di perkumpulan. Belajar dari sifat-sifat rasul dan juga menjadi teladan bagi kita, di mulai sifat siddiq-Nya, yang berargumen dapat dipercaya memiliki tingkat kejujuran yang luar biasa.

Banyak dari sikap Nabi Muhammad Saw yang bisa rekan-rekan Notaris contoh dan terapkan di kehidupan sehari-hari, pertama, tawadu, kedua. mudah memaafkan, Ketiga, cinta dan kasih sayang. Keempat, pandai membalas kebaikan kita kepada orang lain.

Soal tawadhu menurut Ustadz Abi Makki
kepada sesama selama diniatkan untuk mencari ridha Allah SWT akan mendatangkan kemuliaan dan disenangi oleh sesama yang akan berdampak pada eratnya pertemanan. Meskipun, mungkin di pandangan orang lain harga diri kita berkurang karena tidak membalas. Tetapi di sisi Allah orang yang memaafkan akan bertambah kemuliaannya, apalagi dia mampu untuk membalasnya.

“Jabatan itu sementara, semuanya hanya titipan. jadi jangan sombong saat menjabat,
seolah paling benar atas nama hak memimpin Kalau pemimpin itu. sombong pasti acak-acakan, berbeda kalau pemimpin itu thawadu,” tegas Ustad Abi Makki dalam tausiyahnya.

‘Rendah hati adalah sumber dan kunci keberhasilan, kesuksesan dan kemuliaan seorang pemimpin,” kata Ustadz Abi Makki. Kian rendah hati seorang pemimpin, kian bertambah tinggi martabatnya, baik di hadapan umat maupun dihadapan Allah SWT.

“Seperti Saya sampaikan tadi thawadu adalah rendah hati, dan tawadu’ ini lawannya sombong. Sifat orang sombong yang paling menonjol itu adalah paling senang dipuji dan mengharapkan pujian. Kesombongan ini tidak pernah diwariskan oleh Rasulullah SAW,” terang Ustadz Abi Makki.

“Sombong itu adalah sifat iblis. Rasulullah SAW mengatakan, ‘Tidak akan pernah mencium bau surga kalau dalam hati seseorang masih ada satu titik kesombongan, karena itu warisan dari pada iblis ” tegasnya.

Soal mencontoh Rasul sebagai pemersatu umat, menurut Ustadz Abi Makki, letaknya ada pada disuri tauladan beliau. Rasul sosok yang penyabar dan pemaaf juga salah satu kepribadian yang dimiliki Rasulullah. Kesabaran Rasulullah tidak terbatas, selalu terbuka untuk siapa saja. Beberapa kisah yang menggambarkan sabar dan pemaaf seorang Rasulullah yaitu: Seusai menaklukan Mekkah, Rasulullah memilih untuk memaafkan apa yang pernah dilakukan suku Quraisy selama memerangi ia selama 13 tahun dan memutuskan untuk membebaskan mereka.

“Meski demikian, diakui atau tidak, memberi maaf kepada orang lain jauh lebih sulit daripada meminta maaf. Padahal, mudah memberi maaf merupakan ajaran Rasulullah saw dan menjadi salah satu sifat terpuji beliau yang harus kita teladani,” ujar Ustadz Abi Makki.

“Sesungguhnya bagi orang yang memaafkan maka Allah menjanjikannya dengan ampunan dan banyak keutamaan lainnya. Selain memaafkan mendatangkan kenikmatan di akhirat, memaafkan juga akan mendatangkan kenikmatan di dunia. Orang yang memaafkan maka hatinya akan tenang karena dia yakin hal tersebut sudah ditakdirkan oleh Allah ” lanjut Ustadz Abi Makki.

Berbeda jika tidak memaafkan maka hanya akan menambah pikirannya, dia akan memikirkan bagaimana membalasnya, sehingga bisa menyebabkan berbagai mudarat pada tubuhnya karena stres memikirkannya. Ditambah dia hanya akan menghabiskan waktunya untuk mengurusi perkara tersebut.

Berbicara tentang pemimpin dan kepemimpinan, maka teladan yang paling baik adalah kepemimpinan Rasulullah saw yang ketiga adalah soal cinta dan kasih sayangnya terhadap sesama. Sebab, dalam kurun waktu yang singkat beliau berhasil dengan gemilang merekontruksi akhlak masyarakat Mekah dari akhlak jahiliah menjadi masyarakat yang berakhlak mulia (akhlakul karimah) dengan penuh cinta dan kasih sayang. Kota Mekah yang dulu tidak dikenal dalam sejarah peradaban manusia, menjadi daerah yang masyarakatnya memiliki akhlak mulia. Tugas utama Nabi adalah untuk memperbaiki akhlak manusia.

Wujud membalas kebaikan orang sangatlah beragam. Tentu saja, setiap orang akan membalas sesuai dengan keadaan dan kemampuannya. Sikap keempat yang patut dicontoh oleh rekan-rekan Notaris lanjut Ustadz Abi Makki adalah sikap rasulullah yang suka membalas kebaikan kepada orang lain.

“Jika seseorang membalas dengan yang sepadan atau lebih baik, inilah yang diharapkan. Jika tidak, ia bisa memuji si pemberi di hadapan orang lain atau mendoakan kebaikan dan memintakan ampunan baginya. Semua ini merupakan wujud membalas kebaikan orang lain,” imbuh Ustadz Abi Makki.

Diakhir tausiyahnya Ustadz Abi Makki mengisahkan sikap Rasulullah SAW lain yang mencontohkan soal teladan terbaik tentang memperlakukan harta benda dan juga kedudukan atau jabatan.

Sebagai pemimpin, Ustad Abi Makki mengambarkan kepada para rekan Notaris agar selalu mendahulukan kepentingan anggota katimbang diri pribadi dan kedudukannya. Karena, lanjut Ustadz Abi Makki, ada dua hal yang bisa membelah umatku yaitu terkait harta dan kedudukan atau jabatan. (PraM)

Releated Posts

No comment yet, add your voice below!


Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *