Judul Buku: Teori dan Praktik Trademark Bullying di Indonesia
Penulis: Dr. Rika Ratna Permata, S.H., M.H.; Dr. Ranti Fauza Mayana, S.H.; dan Dr. Tasya Safiranita Ramli, S.H., M.H.
Penerbit: Refika Aditama
Tahun Terbit: 2025
Jumlah Halaman: 128 halaman
Buku Teori dan Praktik Trademark Bullying di Indonesia hadir sebagai salah satu karya penting di bidang Hukum Kekayaan Intelektual (HKI), khususnya dalam isu perlindungan merek yang kerap menimbulkan ketimpangan antara pelaku usaha besar dan kecil. Para penulis — Dr. Rika Ratna Permata, Dr. Ranti Fauza Mayana, dan Dr. Tasya Safiranita Ramli — menawarkan telaah komprehensif mengenai fenomena trademark bullying, yaitu penyalahgunaan hak merek oleh pemilik merek terkenal atau korporasi besar untuk menekan, menggugat, atau menyingkirkan pesaing yang lebih lemah secara ekonomi maupun hukum.
Fenomena ini menjadi semakin relevan di Indonesia seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya perlindungan merek dan maraknya sengketa di bidang kekayaan intelektual. Buku ini tidak hanya mengupas aspek yuridis, tetapi juga menyoroti dimensi etika dan keadilan sosial di balik praktik perlindungan merek.
Para penulis memulai pembahasan dengan menguraikan dasar-dasar teori hukum merek, termasuk fungsi sosial merek dan peranannya dalam menjaga persaingan usaha yang sehat. Bab-bab selanjutnya menggambarkan berbagai bentuk trademark bullying yang terjadi di lapangan — mulai dari oppositional bullying (penolakan pendaftaran merek secara berlebihan), litigation bullying (penggunaan gugatan hukum untuk mengintimidasi pesaing), hingga market bullying (penguasaan pasar dengan tekanan berbasis merek).
Menariknya, buku ini juga menyajikan analisis perbandingan antara praktik di Indonesia dan beberapa negara lain seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Melalui pendekatan tersebut, pembaca diajak melihat bagaimana sistem hukum negara lain merespons tindakan penyalahgunaan hak merek, dan sejauh mana pembelajaran itu dapat diterapkan dalam konteks Indonesia.
Selain aspek hukum positif, buku ini mengangkat dimensi etika dan moralitas hukum dalam perlindungan merek. Para penulis menekankan bahwa hukum merek tidak boleh dipisahkan dari nilai keadilan dan kepatutan bisnis. Perlindungan yang berlebihan terhadap merek justru dapat berbalik menjadi bentuk ketidakadilan baru bagi pelaku usaha kecil.
Di bagian akhir, penulis memberikan rekomendasi kebijakan yang konstruktif. Mereka menyoroti perlunya pembaruan regulasi nasional di bidang HKI, peningkatan kapasitas lembaga penilai kekayaan intelektual, serta penguatan mekanisme penyelesaian sengketa yang lebih adil dan proporsional.
Kelebihan utama buku ini terletak pada cara penyajiannya yang ilmiah namun tetap komunikatif. Setiap bab disusun dengan runtut dan mudah diikuti, bahkan oleh pembaca non-hukum yang ingin memahami isu merek secara praktis. Buku ini juga memperkaya literatur hukum Indonesia karena mengangkat topik yang masih relatif baru namun memiliki dampak besar terhadap dunia usaha dan perlindungan konsumen.
Kendati demikian, sebagian pembahasan masih menyoroti praktik luar negeri lebih mendalam dibandingkan kasus domestik. Namun hal ini justru memberikan nilai perbandingan yang penting untuk memahami posisi Indonesia dalam tatanan hukum internasional.
Secara keseluruhan, Teori dan Praktik Trademark Bullying di Indonesia merupakan karya akademik yang bernas, reflektif, dan relevan dengan dinamika hukum kekayaan intelektual masa kini. Buku ini mengingatkan bahwa hukum merek tidak boleh menjadi alat kekuasaan segelintir pihak, melainkan harus berfungsi menyeimbangkan kepentingan ekonomi, etika, dan keadilan sosial.
Dengan analisis yang tajam dan argumentasi yang kuat, buku ini layak menjadi rujukan utama bagi mahasiswa hukum, dosen, peneliti, notaris, konsultan HKI, serta pembuat kebijakan yang peduli pada arah pembaruan hukum merek di Indonesia.
