(Semarang Notarynews) Di Jawa Tengah ada lima perguruan tinggi negeri dan swasta dari Program Pasca Sarjana khususnya Program Studi Magister Kenotariatan (Prodi MKn) yang menjadi tujuan favorit mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Kelima perguruan tinggi penyelenggara Program Studi Magister Kenotariatan di Propinsi Jawa Tengah, tersebut, antara lain; Prodi MKn Unissula (Semarang), Undip (Semarang), Unsoed (Purwokerto), UNS (Solo) dan Prodi MKn Untag (Semarang) yang menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Kelimanya, terus berlomba-lomba dan berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kurikulum pendidikan serta menjalin kerjasama dengan organisasi profesi seperti Ikatan Notaris Indonesia dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) serta berbagai pihak lembaga pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk memberikan pengalaman belajar yang terbaik bagi mahasiswanya.
Predikat “Unggul” pada suatu perguruan tinggi memang sangat penting, tetapi tidak cukup untuk menarik minat mahasiswa. Perguruan tinggi perlu memberikan lebih dari sekadar predikat untuk benar-benar menarik perhatian dan minat mahasiswa.
Diakui oleh banyak alumni Notariat yang berasal dari beberapa perguruan tinggi dari luar Jawa, seringkali mereka memiliki persepsi positif terhadap kualitas pendidikan dan fasilitas di perguruan tinggi, dan yang menjadi daya tarik mereka salah satunya yaitu terkait tersedianya sarana dan prasarana yang memadai serta predikat Unggul Prodi MKn tersebut. Sejauh ini, berdasarkan pengamatan Notarynews, minat kuliah di Magister Kenotariatan (MKn) umumnya memang datang dari lulusan Sarjana Hukum yang ingin mendalami ilmu kenotariatan yang akan berkarir sebagai Penjabat Umum yaitu “Notaris dan PPAT”.
Ketua Program Studi Magister Kenotariatan (Prodi MKn Unissula) Semarang, Dr. Nanang Darmadi, SH, MH dalam wawancaranya dengan Notarynews via seluler pada Selasa, (17/5) menegaskan bahwa predikat unggul dalam akreditasi perguruan tinggi memang sangat penting karena menadakan kualitas dan reputasi yang tinggi perguruan tinggi. Unggul dimaksud yang diberikan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN-PT menunjukkan bahwa sebuah perguruan tinggi telah memenuhi standar nasional pendidikan tinggi dan memiliki performa yang sangat baik dalam berbagai aspek.
Hanya saja, ditegaskan Nanang bahwa dengan predikat unggul, perguruan tinggi dituntut untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik dosen maupun tenaga kependidikan. Karena hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan.
Secara keseluruhan, lanjut Nanang predikat unggul dalam akreditasi perguruan tinggi tentunya akan memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, reputasi, dan daya saing perguruan tinggi serta membuka peluang lebih luas bagi mahasiswa dan juga alumni.
Bagi Prodi MKn Unissula, ditegaskan Kaprodi Nanang Darmadi, keunggulan ini juga harus terlihat dalam praktik nyata, bukan hanya sekadar klaim. Misalnya, perguruan tinggi dengan predikat unggul harus memiliki bukti yang sahih terkait praktik, baik dalam pengembangan budaya mutu, efektivitas pelaksanaan program, dan jumlah publikasi yang signifikan.
Menurut pendapat Kaprodi MKn Unissula, keunggulan tak hanya dilihat dari satu aspek saja, tetapi mencakup berbagai dimensi di dalamnya seperti kualitas pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan tata kelola institusi.
Nanang menilai tak mudah memang untuk berada pada posisi unggul. Harus ada upaya serius untuk dapat mencapainya. Berada pada posisi unggul juga harus dilakukan dengan cara yang tidak biasa-biasa saja. Artinya apa, predikat Unggul dalam akreditasi haruslah mencerminkan keunggulan yang nyata dan terukur, bukan hanya sekadar label semata. Perguruan tinggi yang meraih predikat Unggul telah membuktikan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas dan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten, profesional dan berintegritas.
Namun yang kalah penting, Unggulnya suatu institusi pendidikan kenotariatan, menurut Kaprodi MKn Unissula, harus didukung oleh kombinasi beberapa faktor penting secara nyata yaitu: sarana dan prasarana yang memadai seperti laboratorium akta, laboratorium modern perkantoran Notaris – PPAT, dosen praktisi yang kompeten, serta kurikulum yang berbasis Outcome-Based Education (OBE) seperti kurikulum yang diberlakukan di Prodi MKn Unissula.
Faktor-faktor ini menurut Nanang, saling berkaitan dan berkontribusi pada kualitas pendidikan yang dihasilkan.
“Unggul pada Prodi MKn Unissula juga didukung dengan empat jurnal ilmiah dua bereputasi Sinta 2 dan Sinta 5. Jurnal bereputasi berarti sebuah pencapaian atau keunggulan mahasiswa yang dibuktikan dengan publikasi ilmiah di jurnal-jurnal yang diakui secara nasional dan internasional,” terang Nanang.
Terakhir, Kaprodi MKn Unissula ini menambahkan bahwa untuk menambah predikat Unggul Prodi MKn Unissula, penerapan program dosen dari praktisi mengajar yang memiliki jam terbang minimal 10 tahun praktik dengan kualitas yang baik diharapkan menghasilkan mahasiswa yang profesional dan berintegritas. Kolaborasi antara dosen akademisi dan dosen praktisi (Notaris PPAT) akan memberikan mahasiswa pengalaman belajar yang komprehensif, menggabungkan teori dengan aplikasi praktis, serta menanamkan nilai-nilai etika dan profesionalisme Notaris PPAT sebagai Pejabat Umum. Hal ini, tentu saja lanjut Nanang akan meningkatkan relevansi kurikulum dengan praktik nyata yang membekali mahasiswa dengan ketrampilan praktis yang dibutuhkan sebagai calon Notaris PPAT. (Pramono)
