(Bandung – Notarynews) Dalam rangka memperingati Idul Adha 1445 Hijriah masyarakat Kota Bandung menyembelih hewan kurban sebagai bagian dari ibadah, tidak terkecuali Prodi MKn UNPAD, IMNO UNPAD, dan IKANO UNPAD bekerjasama menyelenggarakan kegiatan tersebut yang menjadi bagian dari kegiatan : “Ngaji Dulu Atuh Jilid14” dengan tema “Kedekatan Butuh Pengorbanan” bersama Kang Abe (Ust. Nur Ihsan Jundulloh,LC).

Febri Nurfauzi,SH selaku Ketua Panitia Kurban “Idul Adha 1445 Hijriah” yang diselenggarakan oleh Prodi MKn UNPAD, IMNO UNPAD, dan IKANO UNPAD, menyebut ada tiga ekor sapi dan lima kambing yang sembelih pada Rabu (18/6).
Peringatan Idul Adha menurut Febri merupakan wujud nyata bagi kita semua dalam mensyukuri pemberian dan nikmat Allah SWT. ” Semoga Allah membalas kebaikan dan partisipasi semua pemberi hewan kurban. Dan semoga memberikan manfaat nyata bagi kita semua dan masyarakat,” ujar Febri.

“Terima kasih atas suport Ketua Prodi MKn FH Unpad, Dr. Anita Afriana, SH, MH sekalipun tak bisa hadir. Dan terima kasih juga Kami sampaikan kepada Ketua Umum Ikano Unpad yang telah berkolaborasi agar acara bisa terlaksana dengan baik. Semoga Allah membalas kebaikan dan kepedulian sosial kita semua kepada sesama,” imbuh Ketua IMNO UNPAD Parlin Pasaribu, SH.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ketua Umum IKANO UNPAD, Dr Ranti Fauzan Mayana, SH mengatakan bahwa
perayaan Idul Adha setiap tahunnya selalu mengingatkan kita akan kisah keteladan Nabi Ibrahim AS, dimana Nabi Ibrahim AS sebagai wujud kepatuhan kepada Allah SWT.
“Kisah Nabi Ibrahim tersebut menurut Ranti utamanya, kurang lebih mengajarkan kita untuk selalu peduli kepada orang lain,” Ranti.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Dr. Maret Priyanta, S.H., M.H. Wakil Dekan FH UNPAD, Bidang Sumber Daya dan Organisasi. Menurut Priyanta, Dekanat FH UNPAD sangat mengapresiasi kegiatan ini dengan harapan bisa memberikan manfaat bagi kita semua.

Priyanta berharap penyembelihan hewan kurban ini memberikan manfaat bagi warga kampus serta masyarakat yang membutuhkan. “Semoga Kita semua selalu dalam lindungannya. Dan semoga ibadah kurban ini bernilai pahala bagi yang berkurban dan semua panitia yang terlibat ,” imbuh Priyanto mengakhiri sambutannya sekaligus membuka acara peringatan Idul Idul Adha 1445 Hijriah yang diselenggarakan oleh Prodi MKn UNPAD, IMNO UNPAD, dan IKANO UNPAD.
Kedekatan Butuh Pengorbanan
“Setiap kedekatan pastinya butuh pengorbanan. Dan ternyata bukan saja dengan manusia tapi juga ingin dekat dengan Allah juga butuh pengorbanan. Semakin dekat dengan Allah semakin penuh berkah,” ujar Kang Abe atau Ust. Nur Ihsan Jundulloh, LC mengawalin tausiyahnya pada pagi itu dihadapan ratusan mahasiswa Prodi MKn UNPAD dan juga jajaran pengurus IKANO UNPAD.
Cinta membuat membuat orang rela berkorban demi apa saja yang dicintainya. Bila cinta memudar, rasanya cintapun kita memudar. Sepertinya tak ada yang salah dengan premis ini, malah itulah yang umumnya terjadi dalam kisah cinta dalam kehidupan di masyarakat.
Teorinya, seseorang yang bersedia mengorbankan apapun cinta yang dimilikinya untuk orang lain, pasti orang tersebut memiliki hubungan khusus dihatinya. Seperti kisah Nabi Ibrahim, AS yang bersedia mengorbankan apapun yang dia miliki termasuk putra yang dicintainya Nabi Ismail, AS. Pada hal putranya itu harapan satu-satunya yang sudah dinantinya bertahun-tahun lamanya.

“Sikap ini tak lain sebagai bentuk kecintaanya kepada Allah yang amat tulus dan mendalam, melebihi cintanya kepada anaknya,” terang Ustadz Abe.

“Allah lebih berhak atas putraku dari pada diriku,” begitu kira-kira apan yang ada dalam pikiran Nabi Ibrahim saat itu ujar Ustadz Abe.
Nabi Ibrahim telah menunjukan cintanya kepada Allah SWT, melebihi cintanya kepada putranya Ismail. Karena itu dia menjadi Khalilullah (teman sejati Allah). Inilah wujud kecintaan Nabi Ibrahim yang begitu besar.
Lalu banyak kaum muslimin bertanya-tanya, kenapa kemudian senantiasa nama Nabi Ibrahim selalu disebut dalam sholat kita kenapa tidak Nabi Isa atau Nabi Ismail misalnya yang rela disembelih oleh ayahnya Nabi Ibrahim.
Didalam Al Qur’an Nama Nabi Ibrahim disebut sebanyak 68 kali, yang menyebar dalam 25 surah, dan Al Qur’an mengabadikan nanya dalam surat ke 14 yaitu surah Ibrahim. Dan kisahnya juga diabadikan oleh Ali Amrin Al Qur’awy dalam buku koleksi hawalan penting dari lahir sampai matinya Nabi Ibrahim dijelaskan secara lengkap.

Allah juga menjanjikan kepada Ibrahim bahwa Nabi Muhammad akan lahir dari garis keturunannya. Selain itu, nama Ibrahim juga akan akan selalu disebut-sebut oleh Rasullah dan umatnya setiap saat. Oleh karenanya kita selalu menyebutkan nama Ibrahim dalam setiap tahiyat akhir sholat.
“Semoga Allah selalu memberikan kitan semua karunia sinergi dalam kebersamaan dan kebaikan. Dan tetapkanlah hati dalam setiap rinsip beramal yang karena Allah. Harapan Saya, semoga kita semua yang hadir disini bisa belajar tawakal dan tetap bersandar kepada Allah,” harapan Kang Abe.

“Ingatlah selalu bahwa kebersamaan dan kekompakan serta kedekatan akan selalu butuh pengorbanan. Dan setiap pilihan juga ada resikonya, begitu jikaningin dengan Allah juga harus butuh pengorbanan, dengan apa? Ya tentu saja kecintaan mereka (orangnyang beriman) ikhlas semata-mata karena Allah dalam menjalankan ibadahnya serta menjauhi semua larangan-larangannya agar mendapatkan Rahmat dan Ridha Allah,” ujar Kang Abe mengakhiri tausiyahnya (Pramono)