(Bandung – Notarynews) Sebagai umat beragama, kita senantiasa dianjurkan untuk berdo’a ketika memiliki keinginan. Karena makna do’a itu sendiri adalah permintaan, bisa juga permohonan, panggilan atau pujian. Dan sesungguhnya berdoa itu bisa dilakukan kapan dan di mana pun. Lantas bagaimana caranya agar doa-doa itu bisa dikabulkan?

Demikian petikan kajian Ustadz Dr. H. Aam Amiruddin, Msi mengawali kultumnya pada acara Iftar bersama 265 Anak Yatim yang diadakan oleh Ikatan Keluarga Alumni Notariat Universitas Padjadjaran (IKANO UNPAD) di Taruma Cafe Lt. Mezzanine, Hotel Aryaduta, Jalan Sumatera No. 51, Bandung.

Ditegaskan Ustadz Aam Amirudin, pastinya cara berdoa itu mudah saja, tapi menurut dia, utamanya adalah mengubah kerangka berpikir dalam melakukan doa itu secara baik. Untuk itu ada baiknya kita memperhatikan bagaimana berdoa itu agar “mustajab” sehingga insya Allah akan segera dikabul oleh Allah.
Ustad Aam Amirudin mengibaratkan bahwa tak ada daun yang lepas dari rantingnya tanpa seijin Allah. Dan menurutnya tak ada pertemuan yang kebetulan, semua itu karena takdir. Lalu, apa hubungannya takdir dan doa?
“Tidak ada yang dapat mengubah takdir kecuali dengan doa,” ujar Ustadz Aam Amirudin.

Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya : “Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa“.
(Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306)
“Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa“. [Sunan At-Timidzi, bab Do’a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do’a 2/341 No. 3874.
Dalam ajaran dan syariah Islam aktivitas doa merupakan salah satu ibadah yang agung dan amal shaleh yang utama. Untuk itu, lanjut Ustadz, Kita pun harus punya cita-cita yang agung juga. Karena hidup kita memang harus punya cita cita yang mulia.

“Tidak akan ada karya yang hebat kecuali dengan cita-cita yang mulia. Maka, mulai lah hidup dari azzam (kebulatan tekad) dan bekerjalah yang sungguh-sungguh serta lakukanlah yang terbaik yang kita bisa,” terang Ustadz Aam.
Namun yang pasti, kesuksesan juga tak bisa terjadi tanpa ada peran orang lain. Lalu doa khusus yang bagaimana agar bisa “mustajab” sehingga segera dikabul oleh Allah SWT? Adapun trik agar do’a kita lebih berpeluang untuk dikabulkan adalah sebagai berikut, pertama, awali do’a dengan Asmaul Husna. “Allah mempunyai Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu…” (QS. Al-A’raf 7:180) Asmaul Husna artinya nama-nama Allah yang baik, seperti Ar-Rahman (Maha Pemurah), Al Hakiim (Maha Bijaksana), Ar-Rahiim (Maha Penyayang), Al Kariim (Maha Dermawan), Al ‘Aliim (Maha Mengetahui), dan lain-lain. Merujuk pada ayat ini, ketika kita akan meminta sesuatu pada Allah swt., maka awali dengan asmaul husna yang kita hafal, misalnya Ýa Rahmaan, Ya Rahiim, dan lain-lain. setelah itu baru kita berdo’a.

Berapa kali Asmaul Husna yang harus kita baca pada awal do’a? Tidak ada satu dalil pun yang shahih yang menjelaskan jumlahnya. Jadi, baca saja semampu dan semau kita, sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Namun, alangkah baiknya kalau Asmaul Husna yang kita baca itu ada korelasi (hubungan) dengan permintaan kita, misalnya kalau minta ilmu, awali dengan Ya ‘Aliim (WahaiYang Maha Tahu), Ya Hakiim (Wahai Yang Maha Bijaksana). Kalau minta ampun, kita awali dengan Ya Ghafuur (Wahai Yang Maha Pengampun), Ya Rahiim (Wahai Yang Maha Penyayang), dan lain-lain.
Kedua, ucapkan kalimah tauhid setelah membaca asamul husna, lalu kita ucapkan kalimah tauhid, yaitu pernyataan yang mengekpresikan keimanan kita kepada Allah swt. Kita nyatakan bahwa Allah swt. itu Maha Tunggal, Maha Berkuasa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan lain-lain.

Adapun kalimah tauhid yang sebaiknya kita baca saat berdo’a adalah sebagai berikut, [Allahumma inni as aluka bi anni asyhadu annaka antallahu laa ilaaha illa antal ahadu shamadul ladzi lam yalid wa lam yuulad wa lam yakun lahu kufuwan ahad ] “Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ya Allah, dengan bersaksi bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah Yang tiada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Tunggal dan Yang menjadi tempatku bergantung, Yang tidah beranak dan tidak diperanakkan, serta tak ada yang menyamai-Mu seorang pun.” (H.R.Abu Daud, Tirmizdi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim) [Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru, Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir, laa ilaaha illallaahu, walaa haula walaa quwwata illa billaah] “Tiada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan dan milik-Nya pula segala puji, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah dan tiada daya serta tak ada kekuatan selain dengan kekuatan yang datang dari Allah.” (H.R.Thabrany)
Ketiga, iringi do’a dengan prasangka baik. Berdo’a harus diiringi dengan prasangka baik kepada Allah, bahwa Dia akan selalu mengabulkan do’a kita. Apabila do’a belum dikabulkan, kita harus yakin bahwa apa yang kita pinta mungkin menurut Allah swt. kurang baik, karena itulah Dia tidak mengabulkan permintaan kita, atau tanpa kita sadari Allah telah menggantinya dengah yang lebih baik.
Yakinlah, Allah swt. hanya akan mengabulkan permintaan yang sekiranya akan menjadi kebaikan untuk diri kita. “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman: “Aku akan mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku selalu menyertainya apabila ia berdo’a kepada-Ku”. (H.R.Bukhari dan Muslim). Maksudnya, kalau kita menyangka Allah itu Maha Penyayang, maka Dia akan menyayangi kita. Kalau kita menyangka Allah itu akan mengabulkan doa kita,maka Dia akan mengabulkan Nya, selama yang kita mintakan itu akn menjadi kebaikan.
Keempat, berdoalah berulang-ulang kali. Bahkan Rasulullah SAW. Dan kelima, iringi do’a dengan ikhtiar (usaha). Do’a dan ikhtiar bagaikan dua sisi dari satu mata uang. Keduanya saling melengkapi, tidak bisa dipisahkan. Kalau kita minta ilmu, barengi dengan belajar, minta harta, dampingi dengan usaha, minta sukses dalam karier, iringi dengan kerja keras, minta kesembuhan, ikuti dengan pengobatan, dan lain-lain. “…Bekerjalah (berusahalah) kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaan (ikhtiar)mu itu…” (QS. Attaubah 9:105)
Kesimpulannya, setiap do’a yang kita panjatkan pasti akan dikabulkan Allah SWT. Adapun bentuk pengabulannya, ada yang langsung, ada pula yang di tangguhkan hingga beberapa bulan atau tahun, bahkan ada yang ditangguhkan sampai hari akhirat, menjadi deposito pahala di akhirat nanti.

Hadir pada acara kali ini, Dekan Fakultas Hukum Unpad, Dr. Idris, SH, MA, Ketua Umum Ikano Unpad, Dr. Ranti Fauza Mayana, SH, Sekretaris Umum Ikano Unpad Harry Susanto, SH, MKn, Wadek 2 FH UNPAD, Dr. Maret Priyanta, SH., MH., Sekertaris Senat FH Unpad Dr. Prita Amalia, SH., MH., Ketua Umum IKA Unpad Irawati Hermawan, SH., MH., Manajer Kemahasiswaan Agus Subandono., SH., MH. Dosen FH Unpad yang juga merupakan penyanyi Pupung Faisal, SH., MH.

Hadir pula pada kesempatan kali ini, Ketua Pengwil Jawa Barat INI, Sr. H. Irfan Ardiansyah, SH. LLm. SpN, Sekretaris Umun Pengwil Jawa Barat INI, Ana Wismayanti, SH, Ketua Pengwil IPPAT Jawa Barat, Osye Anggandari, SH, Sekretaris Umum Pengwik IPPAT Jawa Barat Sekretaris Umum Pengwil Jabar IPPAT, Yulia Mulyawati, SH dan jajaran pengurus Ikano Unpad.

Sebelumnya, acara diisi dengan pemberian santunan kepada anak yatim dari Pondok Yatim Piatu Babakan Ciamis, Veteran, AH. Nasution, Sindanglaya dan Pondok Yatim Mangga yang disampaikan langsung oleh Dekan Fakultas Hukum Dr. Idris, SH, MA, Ketua Umum Ikano Unpad Dr. Ranti Fauza Mayana, SH dan juga Ketua Panitia Herda Hernidelani, SH, MKn. (PM)